KETERAMPILAN BERNEGOSIASI
Dalam keseharian kita, sebenarnya
tidak penah terlepas dari bernegoisasi. Baik dalam melakukan hubungan keluarga,
tetangga atau masyarakat sekitar. Negosiasi merupakan hal yang umum, namun
terkadang kita tidak menyadarinya. Selain itu negosiasi adalah cara yang
paling efektif untuk mengatasi dan menyelesaikan konflik atau perbedaan
kepentingan. Kita memperoleh apa yang kita inginkan melalui negosiasi. Mulai
dari bangun pagi, mungkin kita harus mengambil kesepakatan siapa yang harus
menggunakan kamar mandi terlebih dahulu, kemudian apakah sopir harus mengantar
isteri anda atau anda terlebih dahulu. Demikian pula di kantor misalnya kita
melakukan negosiasi dalam rapat direksi, rapat staf, bahkan untuk menentukan dimana
akan makan siang kita harus bernegosiasi dengan rekan sekerja kita. Jadi,
sebenarnya kita semua adalah seorang negosiator.
Dalam melakukan negosiasi yang
konteksnya lebih besar, seorang negosiator harus memiliki skil dan kemampuan
dalam bernegosiasi. Skill ini sangatlah penting agar hasil negosiasi yang dia
lakukan sesuai dengan harapan kelompoknya. Karena apabila negosiator kalah
dalam melakukan negosiasi tentulah sangat mengecewakan pihak yang diwakilinya.
Lalu bagaimanakah cara melakukan negosiasi yang baik?.
A. Memahami Ragam Negosiasi
Negosiasi kompetitif ;
Negosiasi kompetitif seringkali memiliki suasana
yangtidak ramah dan masing masing pihak berusaha habis-habisan
untuk mendapatkan tawaran terbaik bagi dirinya sendiri, tujuan pihak kedua
cenderung tidak sampai pada kesetaraan. Lebih baik hindari jenis negosiasi ini apabila
mungkin.
Negosiasi kooperatif ;
Banyak orang melihat negosiasi sebagai medanpertempuran
di mana pihak yang lebih kuat mengalahkan yang lebih
lemah,dimana muncul pemenang dan pecundang. Dalam negosiasi kooperatif konflik
dapat diminimalkan dan seluruh gagasan bertujuan mencapai solusi dimana
orang mendapatkan manfaat. Pendekatan ini cenderung memberikan hasil
terbaik, utamanya karena terjadi komunikasi yang jauh lebih baik
di antara semua pihak yang terlibat. Sebagai pembukaannya adalah pengumpulan
sebanyak mungkin informasi di samping juga pengungkapan informasi
sehingga solusi bisa dibuat dan bisa diterima kedua pihak (Mempertimbangkan sejumlah alternatif
bagi tiap permasalahan/fleksibel).
B. Pengetian
Negosiasi
Negosiasi adalah
sebuah bentuk interaksi sosial saat pihak - pihak yang terlibat berusaha untuk
saling menyelesaikan tujuan yang berbeda dan bertentangan. Menurut kamus
Oxford, negosiasi adalah suatu cara untuk mencapai suatu kesepakatan melalui
diskusi formal.
Negosiasi merupakan suatu proses
saat dua pihak mencapai perjanjian yang dapat
memenuhi kepuasan semua pihak yang berkepentingan dengan elemen-elemen
kerjasama dan kompetisi. Termasuk di
dalamnya, tindakan yang dilakukan ketika berkomunikasi, kerjasama atau
mempengaruhi orang lain dengan tujuan tertentu.
Dalam buku Teach Yourself
Negotiating, karangan Phil Baguley, dijelaskan tentang definisi negosiasi yaitu
suatu cara untuk menetapkan keputusan yang dapat disepakati dan diterima oleh
dua pihak dan menyetujui apa dan bagaimana tindakan yang akan dilakukan di masa
mendatang. Sedangkan negosiasi memiliki sejumlah karakteristik utama, yaitu:
1.
senantiasa melibatkan orang – baik sebagai individual, perwakilan organisasi
atau perusahaan, sendiri atau dalam kelompok;
2.
memiliki ancaman terjadinya atau di dalamnya mengandung konflik yang terjadi
mulai dari awal sampai terjadi kesepakatan dalam akhir negosiasi;
3.
menggunakan cara-cara pertukaran sesuatu – baik berupa tawar menawar (bargain)
atau tukar menukar (barter);
4.
hampir selalu berbentuk tatap-muka – yang menggunakan bahasa lisan, gerak tubuh
maupun ekspresi wajah;
5.
negosiasi biasanya menyangkut hal-hal di masa depan atau sesuatu yang belum
terjadi dan kita inginkan terjadi;
6.
ujung dari negosiasi adalah adanya kesepakatan yang diambil oleh kedua belah
pihak, meskipun kesepakatan itu misalnya kedua belah pihak sepakat untuk tidak
sepakat.
C.
Langkah-langkah Bernegosiasi
a.Persiapan
Langkah pertama dalam melakukan
negosiasi adalah langkah persiapan. Persiapan yang baik merupakan fondasi yang
kokoh bagi negosiasi yang akan kita lakukan. Hal tersebut akan memberikan rasa
percaya diri yang kita butuhkan dalam melakukan negosiasi. Yang pertama harus
kita lakukan dalam langkah persiapan adalah menentukan secara jelas apa yang
ingin kita capai dalam negosiasi. Tujuan ini harus jelas dan terukur, sehingga
kita bisa membangun ruang untuk bernegosiasi. Tanpa tujuan yang terukur, kita
tidak memiliki pegangan untuk melakukan tawar menawar atau berkompromi dengan
pihak lainnya.
Hal kedua dalam persiapan negosiasi
adalah kesiapan mental kita. Usahakan kita dalam kondisi relaks dan tidak
tegang. Cara yang paling mudah adalah dengan melakukan relaksasi. Bagi kita
yang menguasai teknik pemrograman kembali bawah sadar (subconscious
reprogramming) kita dapat melakukan latihan negosiasi dalam pikiran bawah sadar
kita, sehingga setelah melakukannya berkali-kali secara mental, kita menjadi
lebih siap dan percaya diri.
b. Pembukaan
Mengawali sebuah negosiasi tidaklah
semudah yang kita bayangkan. Kita harus mampu menciptakan atmosfir atau suasana
yang tepat sebelum proses negosiasi dimulai. Untuk mengawali sebuah negosiasi
dengan baik dan benar, kita perlu memiliki rasa percaya diri, ketenangan, dan
kejelasan dari tujuan kita melakukan negosiasi. Ada tiga sikap yang perlu kita
kembangkan dalam mengawali negosiasi yaitu: pleasant (menyenangkan), assertive
(tegas, tidak plin-plan), dan firm (teguh dalam pendirian). Senyum juga salah
satu hal yang kita perlukan dalam mengawali sebuah negosiasi, sehingga hal
tersebut akan memberikan perasaan nyaman dan terbuka bagi kedua pihak. Berikut
ada beberapa tahapan dalam mengawali sebuah negosiasi:
a. Jangan memegang apapun di tangan
kanan anda ketika memasuki ruangan negosiasi;
b. Ulurkan tangan untuk berjabat
tangan terlebih dulu;
c. Jabat tangan dengan tegas dan
singkat;
d. Berikan senyum dan katakan
sesuatu yang pas untuk mengawali pembicaraan.
Selanjutnya dalam pembicaraan awal,
mulailah dengan membangun common ground, yaitu sesuatu yang menjadi kesamaan
antar kedua pihak dan dapat dijadikan landasan bahwa pada dasarnya selain
memiliki perbedaan, kedua pihak memiliki beberapa kesamaan yang dapat dijadikan
dasar untuk membangun rasa percaya.
c. Memulai Proses
Negosiasi
Langkah pertama dalam memulai proses
negosiasi adalah menyampaikan (proposing) apa yang menjadi keinginan atau
tuntutan kita. Yang perlu diperhatikan dalam proses penyampaian tujuan kita
tersebut adalah:
a. Tunggu saat yang tepat bagi kedua
pihak untuk memulai pembicaraan pada materi pokok negosiasi;
b. Sampaikan pokok-pokok keinginan atau tuntutan pihak anda secara jelas, singkat dan penuh percaya diri;
c. Tekankan bahwa anda atau organisasi anda berkeinginan untuk mencapai suatu kesepakatan dengan mereka;
d. Sediakan ruang untuk manuver atau tawar menawar dalam negosiasi, jangan membuat hanya dua pilihan ya atau tidak; e. Sampaikan bahwa “jika mereka memberi anda ini anda akan memberi mereka itu – if you’ll give us this, we’ll give you that.” Sehingga mereka mengerti dengan jelas apa yang harus mereka berikan sebagai kompensasi dari apa yang akan kita berikan.
b. Sampaikan pokok-pokok keinginan atau tuntutan pihak anda secara jelas, singkat dan penuh percaya diri;
c. Tekankan bahwa anda atau organisasi anda berkeinginan untuk mencapai suatu kesepakatan dengan mereka;
d. Sediakan ruang untuk manuver atau tawar menawar dalam negosiasi, jangan membuat hanya dua pilihan ya atau tidak; e. Sampaikan bahwa “jika mereka memberi anda ini anda akan memberi mereka itu – if you’ll give us this, we’ll give you that.” Sehingga mereka mengerti dengan jelas apa yang harus mereka berikan sebagai kompensasi dari apa yang akan kita berikan.
Hal kedua dalam tahap permulaan
proses negosiasi adalah mendengarkan dengan efektif apa yang ditawarkan atau
yang menjadi tuntutan pihak lain. Mendengar dengan efektif memerlukan kebiasaan
dan teknik- teknik tertentu. Seperti misalnya bagaimana mengartikan gerakan tubuh
dan ekspresi wajah pembicara. Usahakan selalu membangun kontak mata dengan
pembicara dan kita berada dalam kondisi yang relaks namun penuh perhatian.
d. Zona Tawar
Menawar (The Bargaining Zone)
Dalam proses inti dari negosiasi,
yaitu proses tawar menawar, kita perlu mengetahui apa itu The Bargaining Zone
(TBZ). TBZ adalah suatu wilayah ruang yang dibatasi oleh harga penawaran pihak
penjual (Seller’s Opening Price) dan Tawaran awal oleh pembeli (Buyer’s Opening
Offer). Di antara kedua titik tersebut terdapat Buyer’s Ideal Offer, Buyer’s
Realistic Price dan Buyer’s Highest Price pada sisi pembeli dan Seller’s Ideal
Price, Seller’s Realistic Price dan Seller’s Lowest Price pada sisi pembeli.
Kesepakatan kedua belah pihak yang
paling baik adalah terjadi di dalam wilayah yang disebut Final Offer Zone yang
dibatasi oleh Seller’s Realistic Price dan Buyer’s Realistic Price. Biasanya kesepakatan
terjadi ketika terdapat suatu overlap antara pembeli dan penjual dalam wilayah
Final Offer Zone.
e.Membangun
Kesepakatan
Babak terakhir dalam proses
negosiasi adalah membangun kesepakatan dan menutup negosiasi. Ketika tercapai
kesepakatan biasanya kedua pihak melakukan jabat tangan sebagai tanda bahwa
kesepakatan (deal or agreement) telah dicapai dan kedua pihak memiliki komitmen
untuk melaksanakannya.
Yang perlu kita ketahui dalam
negosiasi tidak akan pernah tercapai kesepakatan kalau sejak awal masing-masing
atau salah satu pihak tidak memiliki niat untuk mencapai kesepakatan.
Kesepakatan harus dibangun dari keinginan atau niat dari kedua belah pihak.
Sehingga kita tidak bertepuk sebelah tangan. Sehingga penting sekali dalam
awal-awal negosiasi kita memahami dan mengetahui sikap dari pihak lain, melalui
apa yang disampaikan secara lisan, bahasa gerak tubuh maupun ekspresi wajah.
Karena jika sejak awal salah satu pihak ada yang tidak memiliki niat atau
keinginan untuk mencapai kesepakatan, maka hal tersebut berarti membuang waktu
dan energi kita. Untuk itu perlu dicari jalan lain, seperti misalnya:
conciliation, mediation dan arbitration melalui pihak ketiga.
Demikian sekilas mengenai negosiasi,
yang tentunya masih banyak hal lain yang tidak bisa dikupas dalam artikel
pendek. Yang penting bagi kita selaku praktisi Mandiri, kita harus tahu bahwa
negosiasi bukan hal yang asing. Setiap kita adalah negosiator dan kita
melakukannya setiap hari setiap saat. Selain itu negosiasi memerlukan karakter
(artinya menggunakan seluruh hati dan pikiran kita), memerlukan penguasaan
metoda ataupun teknik-tekniknya dan memerlukan kebiasaan dalam membangun
perilaku bernegosiasi yang baik dan benar.
D. Teknik/
Model Bernegosiasi
Negosiator yang baik harus mengetahui dan menerapkan teknik-teknik untuk
beenegosiasi. Dengn bekal teknik inilah diharapkan sang negosiator mampu
memberikan hasil negosiasi yang terbaik bagi organisasinya. Teknik-teknik dalam
bernegosiasi tersebut antara lain:
1. Win and lose Solution(
Solusi Menang-kalah)
Yaitu teknik negosiasi yang memposisikan sang negosiator sebagai pihak yang
harus berupaya memperoleh hasil negosiasi yang menguntungkan semaksimal mungkin
bagi pihaknya(organisasinya) dengan mengalahkan pihak lain.
Dalam teknik ini terdapat dapat degatif dan negatif bagi pihak yang
melakukannya.
a. Segi Positifnya: Pihak yang diwakilinya(organisasinya) diuntungkan karena
menang dalam bernegosiasi dengan pihak yang kalah.
b. Segi Negatifnya: Dapat menimbulkan ketidak puasan bagi pihak yang kalah,
sehingga memicu diingkarinya kesepakatan yang telah dibuat.
2. Lose and Win Solution(
Solusi Kalah-menang)
Yaitu teknik negosiasi yang memposisikan sang negosiator pada pihak yang
mengalah untuk menang terhadap pihak lain dilain waktu.
a. Dampak posiif dari teknik ini adalah: Proses negosiasi lebih cepat , dan
menimbulkan kepuasan bagi pihak lain
-Secara berlahan dan bertahap, kemenangan akan dapat direbut dari pihak lawan.
b. Dampak negatifnya:-Untuk sementara mengecewakan pihak yang bernegosiasi
-Jika tidak diperhitungkan secara matang, tidak disiasati, dan tidak dikawal
secara baik, dapat menjadi bumerang karena ketika mengalah diawal dapat
berisiko menjadi kalah sesungguhnya.
3. Win and Win Solution
Yaitu teknik negosiasi yang berupa: Sang negosiator berupaya
meluluskan klausula negosiasinya dengan memberikan kesempatan kepada pihak
lawan untuk melakukan hal yang sama. Dalam pengertian lain, negosiasi ini
dilakukun untu memperoleh keuntungan bersama, tidak ada pihak yang menang atau
kalah.
a. Segi Positifnya: -Lebih menjamin kepuasan bersama.
-Lebih dapat terhindar dari resiko negatif.
-Tidak terdapat istilah lebih mutlak, harga mati atau lebih fleksibel.
b. Segi Negatifnya: Dala elakukan proses negosiasi membutuhkan waku yang cukup
lama, karang memerlukan kesepakatan demi keuntungan bersama.
-Biaya yang digunakan dalam teknik ini relatif lebih mahal.
E. Seni
Bernegosiasi
Dalam bernegosiasi ada beberapa hal yang harus kita perhatikan agar negosiasi
yang sedang kita lakukan tidak terkesan kaku dan tegang. Hal ini disebut dengan
seni bernegosiasi. Seni dalam bernegosiasi harus dimiliki oleh seorang
negosiator untuk mempermudah dia melakukan hubungan komunikasi dengan pihak
lawan. Seorang negosiator harus memiliki bekal:
1.
Pemahaman tentang kultur dan kearifan lokal dari masyarakat atau organisasi
yang dinegosiasi.
2. Penguasaan teknik negosiasi yang
baik.
3. Penguasaan bahasa dari pihak yang
dinegosiasi.
4.
Pendekatan yang diambil oleh seorang negosiator hendaknya adalah pendekatan yang
humanis.
5. Negosiator harus mampu membangun
kepercayaan dari lawan.
6. Negosiator harus berlaku adil dan
proporsional
7. Negosiator hendaknya
bersabar dan mau mendengarkan lawan.
8.Negosiator tidak memaksakan
kehendak dan beretika baik.
F. Faktor
yang Menentukan Keberhasilan Negosiasi
1.
Waktu persiapan yang memadai
2. Sasaran yang jelas.
3. Informasi yang jelas mengenai lawan negosiasi yang terlibat.
4. Strategi atau rencana negosiasi yang jelas.
5. Penggunaan taktik, penentuan waktu yang tepat untuk bernegosiasi.
6. Kesediaan semua pihak yang terlibat,untuk bersifat terbuka.
7. Kemauan untuk kompromi dari kedua belah pihak.
8. Tercapainya kesepakatan kedua belah pihak, dengan hasil yang jelas disertai pencatatan.
9. Kesepakatan benar-benar dilaksanakan.
2. Sasaran yang jelas.
3. Informasi yang jelas mengenai lawan negosiasi yang terlibat.
4. Strategi atau rencana negosiasi yang jelas.
5. Penggunaan taktik, penentuan waktu yang tepat untuk bernegosiasi.
6. Kesediaan semua pihak yang terlibat,untuk bersifat terbuka.
7. Kemauan untuk kompromi dari kedua belah pihak.
8. Tercapainya kesepakatan kedua belah pihak, dengan hasil yang jelas disertai pencatatan.
9. Kesepakatan benar-benar dilaksanakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar