Anda Pengunjung ke....

Sabtu, 16 April 2016

Uang, Institusi Keuangan & Penawaran Uang

Uang, Institusi Keuangan & Penawaran Uang



Definisi dan Arti Uang
Uang adalah alat tukar menukar yang diterima masyarakat dan digunakan sebagai alat untuk membayar berbagai barang atau jasa secara sah. Uang dalam ilmu ekonomi tradisional, didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum.
Definisi uang menurut beberapa ahli :
   Ø   Rollin G. Thomas menyatakan bahwa uang adalah segala sesuatu yang diterima umum dalam pembayaran barang-barang, jasa-jasa dan pelunasan utang.
   Ø  A.C. Pigou menyatakan bahwa uang adalah segala sesuatu yang umum dipergunakan sebagai       alat penukar.
   Ø  DH Robertson; dalam bukunya Money, ia mengatakan bahwa uang adalah sesuatu yang bisa        diterima dalam pembayaran untuk mendapatkan barang-barang.
   Ø  Berdasarkan hukum, uang adalah benda yang dirumuskan oleh undang-undang sebagai alat          pembayaran yang sah.
   Ø  Berdasarkan tujuan analisis perekonomian, uang adalah segala sesuatu yang dapat melaksanakan fungsi-fungsi dalam perekonomian, di antaranya sebagai satuan nilai         dan standar pembayaran tertunda.
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa uang adalah “suatu benda dengan satuan hitung tertentu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang sah dalam wilayah tertentu serta penggunaannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berlakunya suatu mata uang dibatasi oleh tempat dan waktu. Mata uang suatu negara tertentu tidak berlaku, jika digunakan di negara lain (harus menukarnya terlebih dahulu)”.
Berdasarkan kepada ciri ciri kegiatan perdagangan yang dijalankan dalam berbagai masyarakat, perekonomian dapat dibedakan kepada: “perekonomian barter” dan “perekonomian uang”. Perekonomian barter” adalah suatu sistem kegiatan ekonomi masyarakat dimana kegiatan produksi dan perdagangan masih menggunakan pertukaaran barang dengan barang. “Perekonomian uang” adalah perekonomian yang sudah menggunakan  uang sebagai alat pertukaran dalam kegiatan perdagangan. Semua negara di dunia ini sudah dapat digolongkan sebagai “perekonomian uang”. Maka uang selalu didefinisikan sebagai benda yang disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantara untuk mengadakan tukar menukar/ perdagangan.

Agar masyarakat menyetujui penggunaan sesuatu benda sebagai uang, haruslah benda itu memenuhi syarat-syarat berikut :
    1.      Nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu
    2.      Mudah dibawa-bawa
    3.      Mudah disimpan tanpa mengurangi nilainya
    4.      Tahan lama
    5.      Jumlahnya terbatas (tidak berlebih-lebihan)
     6.           Bendanya mempunyai mutu yang sama

         Beberapa Fungsi Uang
Berbagai kepada kesulitan-kesulitan yang dinyatakan dalam bagian lalu, yang akan timbul dan perekonomian yang tidak akan menggunakan uang sebagai alat perantaraan dalam perdagangan, dalam ilmu ekonomi peranan atau fungsi uang dalam melancarkan kegiatan perdagangan dibedakan menjadi empat jenis mereka adalah:
    1.      Uang sebagai perantara tukar menukar
                 Dengan adanya uang, kegiatan tukar menukar akan jauh lebih mudah dijalankan kalau dibandingkan dengan didalam kegiatan perdagangan secara barter. Kegiatan tukar menukar adalah lebih rumit didalam perdagangan secara barter. Tukar menukar baru akan berlangsung apabila seseorang dapat menawarkan sesuatu barang yang diingini oleh seseorang lainnya , dan orang lain itu memiliki barang yang diinginkan oleh orang yang pertama.
     2.      Uang sebagai satuan nilai
                 Keuntungan selanjutnya dari penggunaan uang dalam masyarakat bersumber kesanggupan untuk bertindak sebagai satuan nilai. Yang dimaksudkan dengan satuan nilai adalah satuan ukuran yang menentukan besarnya nilai dari berbagai jenis barang. Dengan adanya uang, nilai sesuatu barang dapat dengan mudah dinyatakan, yaitu dengan menunjukan jumlah uang yang diperlukan untuk memperoleh barang tersebut.
     3.      Uang sebagai alat pembayaran tertunda
            Transaksi dalam perekonomian yang sudah berkembang banyak sekali dilakukan dengan pembayaran yang ditunda, atau penjualan secara kredit. Para pembeli memperoleh barangnya terlebih dahulu dan membayarnya pada masa yang akan datang.
Satu syarat penting agar fungsi uang yang ketiga ini dapat dijalankannya dengan baik adalah bahwa nilai uang yang digunakan harus tetap stabil. Nilai uang dikatakan stabil apabila sejumlah uang yang dibelanjakan akan tetap memperoleh barang barang yang sama banyak dan sama mutunya dari waktu ke waktu.
      4.      Uang sebagai alat penyimpanan nilai
              Penggunaan uang memungkinkan kekayaan seseorang disimpan dalam bentuk uang. Apabila harga harga barang stabil, menyimpan kekayaan dalam bentuk uang lebih menguntungkan dari menyimpannya dalam bentuk barang. Di dalam perekonomian yang sudah maju, jenis uang yang terutama adalah uang bank dan uang giral. Jenis dari uang yang sekarang ini banyak digunakan adalah uang kertas.

Jenis Uang dalam Sejarah
Jenis Uang Yang Mula-mula Sekali Digunakan
Uang yang mula-mula sekali digunakan terdiri dari barang-barang yang sangat dibutuhkan masyarakat dan yang banyak mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari, Seperti: Beras, jagung, gandum, ikan, binatang ternak. Dan sering pula ia berupa barang-barang yang membantu pekerjaan seseorang seperti pancing, jala, dan bisa barang-barang yang digunakan sebagai perhiasan seperti kalung, sisir, bedak / barang-barang yang digunakan sebagai alat pertahanan seperti pedang, pisau, dan alat-alat senjata lainnya.
Penggunaan Emas dan Perak Sebagai Uang
Sifat-sifat yang menyebabkan kedua jenis logam tersebut sangat sesuai untuk digunakan sebagai uang adalah:
   1. Banyak orang yang menyukai benda tersebut karena dapat digunakan sebagai perhiasan .
   2. Emas maupun perak mempunyai mutu yang sama
   3. Kedua-duanya tak mudah rusak, tetapi dapat dengan mudah di bagi-bagi apabila diperlukan.
   4. Jumlahnya sangat terbatas dan untuk memperolehnya perlu biaya dan usaha.
   5. Kedua barang itu sangat stabil nilainya karena mereka tak berunbah mutunya dalam jangka panjang dan tak mengalami kerusakan.
Mata uang emas dan perak adalah uang yang paling penting dan paling banyak di kemajuan ekonomi yang dicapai sesudah revolusi industri menyebabkan perdagangan berkembang dengan pesat sekali. Permintaan-permintaan emas dan perak untuk digunakan sebagai uang bertambah dengan sangat pesat pula. Maka kesulitan mulai timbul dalam menggunakan kedua-dua logam tersebut sebagai uang. Sebab-sebab utama dari kesulitan tersebut diterangkan dalam uraian berikut:
1. Emas dan perak memerlukan tempat yang agak besar untuk menyimpan.
2. Emas dan perak merupakan benda yang berat.
                 3. Emas dan perak sukar ditambah jumlahnya.
                 Untuk mengatasi kelemahan- kelemahan dari penggunaan mata uang emas dan perak sebagai alat perantaraan dalam tukar-menukar, mulailah memperkenalkan jenis uang yang baru, yaitu uang kertas.
Perkembangan penggunaan uang kertas dan uang bank
  Penggunaan uang kertas sebagai alat perantaraan dalam perdagangan menjadi sangat bertambah pesat perkembangannya setelah bank-bank umum mengeluarkan uang kertas. Masyarakat masih tetap bersedia menggunakan uang yang diciptakan secara demikian karena uang kertas yang dikeluarkan itu dijanjikan bahwa apabila pemegangnya ingin menggantikan uang tersebut dengan emas, maka bank umum tersebut setiap waktu akan bersedia untuk melakukannya. Ini berarti emas yang berada di bank-bank umum, akan digunakan oleh bank-bank tersebut sebagai cadangan untuk menciptakan lebih banyak uang kertas.
Uang kertas yang sekarang digunakan di berbagai negara dikeluarkan oleh bank sentral, yaitu bank yang bertindak sebagai bank untuk bank-bank umum. Di negara-negara yang sudah maju sistem keuangannya, bank-bank umum merupakan pencipta uang yang dinamakan uang giral.

Peranan dan Kegiatan Bank Umum
 “Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang ada dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran”. Kegiatan dan peranan bank umum :
1)            Peciptaan Uang
Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat pembayaran lewat mekanisme pemindah bukuan (kliring). Kemampuan bank umum menciptakan uang giral menyebabkan posisi dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan moneter.
2)            Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran
Hal ini berkaitan dengan salah satu jasa yang ditawarkan bank umum yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran. Beberapa jasa tersebut adalah: kliring, transfer uang, penerimaan setoran-setoran, sistem pembayaran elektronik, dll.
3)            Perhimpunan Dana Simpanan Masyarakat
Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana simpanan. Di indonesia dana simpanan terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan atau bentuk lainnya. Dana-dana simpanan yang berhasil dihimpun akan disalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, utamanya melalui penyaluran kredit.
4)            Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional
Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan atau memperlancar transaksi internasional, baik transaksi barang/jasa maupun transaksi modal. Kesulitan-kesulitan muncul karena perbedaan geografis, jarak dan sistem moneter masing-masing negara. Kehadiran bank umum dapat memudahkan menyelesaikan kesulitan-kesulitan transaksi dua belah pihak.
5)            Penyimpanan Barang-Barang Berharga
Penyimpanan barang-barang berharga adalah salah satu jasa yang ditawarkan bank umum. Masyarakat dapat menyimpan barang-barang berharga yang dimilikinya seperti perhiasan, uang dan ijazah.
6)            Pemberian Jasa-Jasa Lainnya
Di indonesia pemberian jasa-jasa lainnya oleh bank umum juga semakin banyak dan luas. Saat ini kita sudah dapat membayar listrik, telepon. Membayar gaji pegawai dengan menggunakan jasa-jaa bank. Jasa-jasa ini amat memudahkan dan memberikan rasa aman dan nyaman kepada pihak yang menggunakannya.

Proses Penciptaan Uang Giral
Salah satu fungsi sistem keuangan adalah penciptaan uang. Penciptaan uang antara lain dapat dilakukan melalui bank umum yaitu melalui penciptaan uang giral. Oleh karena itu, bank umum mempengaruhi jumlah uang yang beredar. Untuk menggambarkan proses penciptaan uang oleh bank-bank umum dapat dilakukan dengan mengunakan beberapa asumsi sebagai berikut  :
       1)      Rasio cadangan yang ditetapkan adalah 20%
       2)      Semua kelebihan cadangan akan dipinjamkan oleh setiap bank umum kepada nasabahnya.
       3)      Transaksi-transaksi selalu dibayar dengan menggunakan cek.
     4)      Seluruh tabungan yang dimasukkan ke dalam setiap bank umum adalah merupakan tabungan giral.

Jumlah uang giral, cadangan likuiditas, dan kredit yang diberikan pada akhir proses penciptaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
D = S/r
      D : Jumlah seluruh uang giral, cadangan dan kredit yang diberikan yang akan terwujud dalam  proses penciptaan uang.
      S : Jumlah uang giral, likuiditas dan kredit yang diberikan, yang tercipta pada awal proses penciptaan uang
     r : Ketentuan bagian uang giral (dalam persen) yang harus ditahan oleh bank sebagai cadangan likuiditas (reserve requirement).
Proses penciptaan uang giral di dalam kenyataan yang sebenarnya tidaklah sebesar seperti yang baru saja diterangkan. Proses penciptaan uang yang telah digambarkan, hanya akan terjadi apabila pemisalan-pemisalan yang dikemukakan pada permulaan diatas berlaku seperti yang dinyatakan dalam pemisalan. Dibawah ini ada tiga faktor penting yang membatasi penciptaan uang giral.
1)       Kebocoran uang tunai
            Salah satu faktor yang membatasi luasnya proses penciptaan uang adalah berlakunya kebocoran uang tunai, yaitu sebagian dari uang yang seharusnya disimpan ke bank umum yang berikut tetap dipegang oleh pemiliknya. Faktor ini akan membatasi luasnya penciptaan uang yang akan berlaku.
2)      Bank ingin mempunyai cadangan yang lebih banyak
            Faktor penting lain yang akan membatasi luasnya penciptaan uang adalah keinginan bank untuk membuat cadangan atas tabungan giral yang lebih besar daripada yang diterapkan oleh peraturan perbankan.
3)      Kekurangan Pinjaman
            Kekurangan peminjam-peminjam yang mampu membayar bunga dan membayar kembali pinjaman mereka. Maka pimpinan bank merasa adalah lebih baik untuk menahan uang tersebut di bank dari meminjamkannya, kalau pada akhirnya uang itu tidak dapat dikembalikan oleh para peminjamnya.

Mata Uang dalam Peredaran
     a) Mata Uang Dalam Peredaran Dan uang Beredar
Mata uang dalam peredaran adalah seluruh jumlah mata uang yang telah dikeluarkan dan diedarkan oleh bank sentral. Mata uang tersebut terdiri dari dua jenis, yaitu uang logam dan uang kertas. Dengan demikian mata uang dalam peredaran adalah sama dengan uang kartal.
Uang beredar adalah semua jenis uang yang berada di dalam perekonomian, yaitu jumlah dari mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral dalam bank-bank umum. Pengertian uang beredar atau money supply perlu dibedakan pula menjadi dua pengertian, yaitu pengertian yang terbatas dan pengertian yang luas.
Dalam pengertian yang terbatas uang beredar adalah mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral yang dimiliki oleh perseorangan, perusahaan, badan-badan pemerintah. Dalam pengertian yang luas uang beredar meliputi : Mata uang dalam peredaran, Uang giral, Uang kuasi. Uang kuasi terdiri dari deposito berjangka, tabungan, dan rekening (tabungan) valuta asing milik swasta domestic.

     b) Kekayaan Mudah Tunai (Berlikuiditas Tinggi)
Kekayaan mudah tunai adalah “harta-harta yang bersifat uang”, yaitu berbagai jenis kekayaan yang dapat ditukarkan dengan barang atau uang dalam waktu yang cepat dan tanpa kerugian nilai. Tabungan dan deposito berjangka adalah kekayaan keuangan yang mempunyai tingkat “mudah tunai” yang hampir sama tingginya dengan uang, yaitu ia dapat dengan cepat diubah menjadi uang. Satu-satunya kelemahannya adalah ia tidak dapat dengan serta merta digunakan untuk membeli barang atau jasa.
Tingkat mudah tunai tabungan dan deposit berjangka yang sangat tinggi menyebabkan mereka dinamakan juga sebagai uang kuasai atau hampir uang (near money). Dalam pengertian uang beredar yang terbatas yang dicerminkan hanyalah jumlah uang yang dapat digunakan untuk melancarkan jalannya transaksi-transaksi perdagangan.

Perkembangan Bank Sentral
Bank sentral merupakan institusi keuangan yang didirikan dan diberi tugas untuk mengawasi dan mengatur kegiatan institusi keuangan lain.
      
      a)      Perkembangan Bank Sentral Di berbagai Negara
Setiap negara mempunyai bank sentral, yaitu suatu bank yang diberi tugas oleh pemerintah untuk mengatur dan mengawasi kegiatan lembaga-lembaga keuangan yang terdapat dalam perekonomian. Berdasarkan fungsi bank sentral didefinisikan sebagai suatu lembaga keuangan yang pada umumnya dimiliki pemerintah yang diberikan tanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi kestabilan kegiatan lembaga-lembaga keuangan, dan untuk menjamin agar kegiatan lembaga-lembaga keuangan itu akan membantu menciptakan tingkat kegiatan ekonomi yang tinggi dan stabil.
       
      b)      Perbedaan Kegiatan Bank Sentral Dan Bank Umum
Jika dibandingkan antara kegiatan yang dijalankan oleh bank sentral dan bank umum, maka akan dapat dilihat bahwa diantara keduanya terdapat beberapa perbedaan, yaitu :
1. Dalam perekonomian hanya terdapat satu bank sentral sebaliknya, bank umum mempunyai jumlah yang lebih banyak.
2. Bank umum kebanyakan dimiliki oleh pihak swasta. Di Negara maju dan Negara berkembang bank sentral dimiliki atau dikuasai oleh pemerintah.
3. Tujuan kegiatan bank sentral dan bank umum berbeda. Tujuan dari bank umum adalah berusaha agar kegiatan mereka dapat menghasilkan dan memberikan keuntungan yang maksimum kepada para pemiliknya. Tujuan bank sentral adalah untuk mengatur dan mengawasi kegiatan bank-bank umum dan lembaga-lembaga keuangan lainnya.
  4. Bank sentral diberi kekuasaan untuk mencetak uang kertas dan uang logam. Dan tidak memberikan kekuasaan lagi kepada bank-bank umum untuk mengeluarkan mata uang yang dapat digunakan untuk tukar-menukar.

Fungsi Utama Bank Sentral
Tujuan Bank Indonesia adalah mengatur dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah tampak dari perkembangan laju inflasi dan perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing.
Fungsi Utama Bank Sentral :

     1)  Agen fiskal Pemerintah (Fiscal Agent of Goverment)
Dimana bank sentral berfungsi sebagai penasehat dan memberi bantuan untuk mengelola berbagai masalah atau transaksi keuangan pemerintah.
     2)  Banknya Bank (Banker of Bank)
Bank sentral memberi bantuan kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditas. Fungsi ini juga dikenal sebagai lender of last resort.
     3) Menentukan kebijakan moneter (Monetary Policy maker)
Dalam hal ini terutama adalah pengendalian jumlah uang beredar sebagai bagian dari kebijakan ekonomi yang bertujuan mengarahkan kondisi makro ekonomi ke arah yang lebih baik atau diinginkan.
    4) Pengawasan, Evaluasi dan Pembinaan perbankan (Super Vision, Examination and Regulation Of Members Bank)
Melalui fungsi ini bank sentral akan meminimumkan eksternalitas merugikan dan memaksimumkan eksternalitas menguntungkan dari industri perbankan.

Pada umumnya bank sentral ditugaskan oleh pemerintah untuk menjalankan lima kegiatan berikut :

      a) Bertindak sebagai bank kepada pemerintah.
Setiap harinya pemerintah harus membuat pengeluaran-pengeluaran dan menerima berbagai jenis pendapatan seperti pendapatan dari pajak pendapatan, pajak penjualan dan pajak impor. Untuk mengurus pengeluaran dan pendapatan pemerintah tersebut ia memerlukan jasa-jasa bank, dan salah satu fungsi bank sentral adalah untuk memenuhi kebutuhan ini.
     b) Bertindak sebagai bank kepada bank-bank umum.
Bank sentral selalu disebut sebagai “sumber pinjaman terakhir” (lender of lastresort). Artinya bank sentral adalah bank dari bank-bank lain dan merupakan sumber terakhir dari pinjaman apabila bank-bank umum tidak dapat memperoleh lagi pinjaman dari sumber lain. Bank sentral harus memberikan bantuan pinjaman atau bersedia membeli surat-surat berharga yang dijual oleh bank umum apabila bank umum itu menghadapi masalah dalam cadangannya.

     c) Mengawasi kegiatan bank umum dan lembaga-lembaga keuangan lainnya.
Didalam usaha untuk menstabilkan tingkat kegiatan ekonomi, menjamin agar perekonomian tetap mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja yang tinggi, dan perkembangan ekonomi berjalan secara efisien, bank sentral dapat melaksanankan beberapa langkah yang digolongkan sebagai kebijakan moneter. Tujuan utama kebijakan moneter adalah untuk mempengaruhi jumlah uang beredar atau suku bunga yang wujud dalam perekonomian.

      d) Mengawasi keseimbangan kegiatan perdagangan luar negeri.
Salah satu usaha yang perlu dilakukan untuk menciptakan kestabilan ekonomi adalah dengan mempertahankan kestabilan nilai kurs mata uang asing. Untuk mencapai tujuan ini pertama-tama haruslah dijaga agar terdapat keseimbangan diantara ekspor dan aliran masuk modal di satu pihak, dengan impor dan aliran ke luar modal di lain pihak. Selanjutnya harus pula dijaga agar terdapat cukup cadangan mata uang asing yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk membiayai pembayaran uang asing yang berlebihan ke Negara-negara lain karena aliran ke luar untuk pembayaran import dan kebutuhan lain.

    e) Mencetak uang logam dan uang kertas yang diperlukan untuk melancarkan kegiatan produksi dan perdagangan.
Pemerintah memberi kekuasaan pada bank sentral untuk mencetak uang yang diperlukan untuk memperlancar kegiatan perdagangan dan produksi. Dalam menjalankannya bank sentral haruslah menentukan besarnya jumlah uang yang harus disediakan pada suatu waktu tertentu. Dan  dari satu waktu ke waktu lainnya ia harus pula menentukan pertambahan jumlah uang yang perlu dilakukan agar kegiatan perdagangan dan produksi tetap dapat berjalan dengan lancar, dan perkembangan ekonomi yang teguh terus berlangsung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar